Rekonsiliasi Santri


      Tak satupun negara di dunia ini yang tak memiliki masalah, mulai dari masalah ekonomi, sosial, maupun politik. Tak terkecuali negara kita tercinta, berbagai masalahpun silih berganti bak musim di daerah subtropis. Baru-baru ini masalah yang selalu menghantui adalah krisis kesatuan dan persatuan di negara kita. Indonesia adalah negara yang unik karena terdiri dari berbagai suku, ras, agama bahkan kebudayaannya. Bukan hal yang yang tak mungkin jika masalah seperti ini kemudian muncul. Salah satunya statement dari salah satu mantan gubernur DKI terkait ayat Al-Quran, yang kemudian situasi tsb dimanfaatkan oleh oknum dengan maksud tertentu sehingga memperkeruh keadaan. Tak berhenti disitu, polemik pribumi pun kembali muncul. Baru-baru ini ramai hoaks yg didengungkan dan berakibat pada kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua. Semua ini karena adanya intoleransi kepada sesamanya. Kurangnya menghargai perbedaan yang bahkan sudah ada sejak zaman dulu.
      Jika ditinjau kembali, Indonesia memiliki arti lebih dari sekedar nama suatu negara. Apa para pahlawan mengorbankan jiwa raganya hanya untuk nama Indonesia? Rasanya tidak, para pahlawan rela kehilangan nyawa karena yakin suatu saat nanti bumi yang perjuangkan kemerdekaannya akan menjadi poros peradaban dunia. Akankah kita gugurkan cita-cita pahlawan dengan menghancurkan keutuhan NKRI? Jika kita sisihkan sedikit ego, dan mampu menganggap perbedaan itu suatu fitrah. Hal seperti perpecahan suku, ras bahkan agama takkan pernah terjadi. Karena ini adalah waktunya generasi muda yang harus menjaga apa yang telah diwariskan oleh para pendahulu, termasuk cita-cita pahlawan, tak terkecuali santri. Jangan jadikan alasan sebagai seorang santri kita acuh pada masalah nasionalisme.
Santri menurut kbbi adalah orang yang mendalami ilmu agama. pendapat Prof. Dr. Zamakhsyari Dhofier yang mengutip pendapat Prof. Johns menyebutkan, santri diambil dari bahasa ‘tamil’ yang berarti ‘guru mengaji’. Begitu banyak pendapat tentang asal mula kata santri. Namun seperti yang kita ketahui bahwa santri adalah seseorang yang belajar untuk mendalami ilmu agama khususnya agama islam yang bertempat di pondok pesantren.

Santri perspektif pribadi
Santri itu bukan sekedar nama, juga bukan gelar. Namun, santri itu sifat dan sikap. Karena itu, Gus Mus pernah bilang bahwa santri itu bukan hanya orang yg pernah mengenyam Pendidikan di pesantren tapi juga ia yang memiliki pemahaman, sifat dan sikap layaknya seorang santri, ia juga santri. Meski tak sekalipun ia pernah menginjakkan kakinya di pesantren. Secara pribadi saya sepakat dengan pendapat beliau. Karena tak semua orang yang mengenyam Pendidikan di pesantren memiliki sifat dan sikap layaknya santri, begitu juga sebaliknya. Dan hal itu kembali kepada diri masing-masing.


Sebagian besar generasi penerus bangsa adalah santri. Tak ayal, presiden Joko Widodo meresmikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Lantas apa peran santri dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa? Hal konkrit yang bisa kita lakukan sebagai santri selain belajar adalah menumbuhkan sikap toleransi, tidak mudah percaya dengan berita yang tidak jelas sumbernya (hoaks). Karena hal itulah yang saat ini menjadi pemicu utama pecahnya persatuan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INSOMNIA

Senyum