CERPEN
Sebuah Pengorbanan
Pagi itu sangat cerah, sang matahari
tersenyum pada indahnya dunia. Burungpun mulai bernyanyi dan akupun segera
beranjak dari ranjang tempat tidurku, kemudian siap-siap berangkat bimbel ke
sekolah. Disekolahku selalu diadakan program bimbingan belajar guna
mempersiapkan siswa-siswi menghadapi UN yang selalu menghantui mereka akan
lulus/tidak.
Sudah berjalan hamper 2 bulan aku
melangkahkan kaki ke sekolah tiap pagi tuk bimbel. Semua berlangsung ala
kadarnya, sampa suatu saat pak Kurniawan guru IPA ku mengabsen siswa kelas IX A
ternyata ada satu siswa yang tidak ikut,yaitu Irfan. Pak Kurniawan bertanya
“kenapa Irfan tidak masuk hari ini ?” namun hening melanda ruangan yang tadinya
ramai dengan celotehan siswa SMP 1 Sukabumi. Dan akhirnya Pak Kurniawan
melanjutkan materi.
***
Tidak biasanya ibuku menyuruh pergi
ke pasar tuk beli sayur, akupun pergi. Kebetulan hari ini aku gak ada les juga.
Sesampai dipasar, akupun langsung
menuju toko yang ku tuju, setelah aku berhasil bernego dengan si penjual, aku
langsung pulang.
Mengejutkan, setelah aku kaluar dari
pasar aku melihat Irfan membawa barang belanjaan orang keluar kemudian masuk
dst. Saat itu juga ia ku hampiri “Fan ??!!!kenapa kamu ada disini??, trus
barang-barang ituu…?” Irfanpun terkejut dan gelagapan menjawab pertanyaanku
“Eehh..Emm..Maaf,aku pergi dulu ya..!”. Irfanpun lari dan pergi menuju pasar.
Dan aku pulang dengan hati yang resah memikirkan apa yang dilakukan Irfan tadi.
***
Pak kurniawan bingung sudah 3 hari
berturut-turut Irfan tidak mengikuti kelasnya. Sudah ditanya ke teman dekatnya
tapi gak ada yang tau kenapa Irfan tidak masuk Pak kurniawan takut, UN udah
didepan mata, tapi masih ada siswanya yang tidak ikut bimbel. Padahal bimbel juga untuk
kepentingan siswa sendiri. Tapi mengapa kesadaran mereka gak muncul?
Dimasa depan tidak dibutuhkan orang
yang miskin keahlian dan ketrampilan. Karena dimasa semodern ini banyak sakali
sarjana S1 tapi pengangguran, mencari dan melamar kerja kesana-kemari tapi gak
ketrima hanya karena balum punya keahlian tertentu.
Karena itulah Pak Kurniawan
menyayangkan kalau anak didiknya tidak ikut bimbel. Akhirnya Pak Kurniawan
melaporkan ke Kepsek tentang keadaan ini. Dan mereka sepakat untuk mendatangi
rumah Irfan.
***
Keesokan harinya kedua guru tsb mendatangi rumah
Irfan. Sesampainya disana ternyata mereka tidak menemui Irfan, hanya ada
sesosok perempuan tua yang sedang terbaring lemas diatas kasur yang tak lain
adalah ibu Irfan yang sedang sakit.
Mendengar dari pernyataan ibu Irfan ternyata Irfan
tidak ikut bimbel lantasan karena dia sedang menbantu ayahnya mencari nafkah
tuk berobat ibunya yang sakit. “Jadi, selama ini saya salah menilai kalau Irfan
anak yang malas,tapi diaanak yang rajin dan rela berkorban demi membantu orang
tuanya”ucap Pak Kurniawan. “namun dengan begitu Irfan akan ketinggalan
pelajaran. Begini aja buk, biarkanlah Irfan ikut bimbel dan kami akan beri dia
kebebasan biaya sekolah. Jadi, uangnya bisa buat ibu berobat ” sahut Kepsek.
“Alhamdulillah…terimakasih ya pak” kata ibu Irfan.
“oOh iya, Jangan lupa kasih tahu Irfan ya bu!!” kata Pak Kurniawan. Sahut ibu
Irfan kegirangan “Iya-iya Pak, pasti”.
***
Saat Irfan dan ayahnya pulang dari pasar dengan raut
wajah yang sudah letih, namun ibunya menyambut kedatangannya dengan raut wajah
yang bersinar, dan langsung menceritakan apa yang terjadi. Setelah mendengar
keterangan ibunya Irfanpun menghembuskan nafas lega.
***
Keesokan harinya akupun terkejut sesosok laki-laki
tinggi semampai duduk di bangku paling depan. “Fan, kaukah itu?????” kataku.
Irfanpun tersenyum berseri. Akhirnya aku,Irfan dan teman yang lain bisa
melanjutkan bimbel. Setelah usaha kami yang begitu keras tuk menghadapi UN
kamipun akhirnya bissa melaluinya dengan baik. Kami siswa SMP 1 Sukabumi
dinyatakan lulus 100%. Betapa bahagianya hati kami mendengarnya. Pak
Kurniawanpun tersenyum lebar atas keberhasilan siswanya.
SELASAI…!!!!
By : FATIMATUZ ZAHROH
Komentar
Posting Komentar